Cheng-Cheng Po, Mutikultur di Mata Anak-Anak


http://www.trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=21&news_id=127606/12/2007 12:02

Karya film pendek seniman, termasuk film maker, Jogja dapat dikatakan sudah menjadi jaminan mutu untuk berkompetisi. Setelah sebelumnya film berjudul “Harap Tenang Ada Ujian” karya film maker dari Jogja, Ifa Isfansyah berhasil menyabet predikat Film Pendek Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia, kali ini film dari Jogja berjudul Cheng-Cheng Po karya B. W. Purbanegara berhasil mendapat Audience Award dalam Festival Film Pendek Konfiden tahun 2007 yang diselenggarakan di Jakarta.

Film Cheng-Cheng Po mencoba mengangkat tema multikultur dengan menggunakan sudut pandang anak-anak. “(Sudut pandang anak-anak dipilih) Karena kami ingin mencoba menyederhanakan persoalan dari perspektif anak-anak,” jelas Yosep Anggi Noen selaku Produser film tersebut.

Selain itu, menurutnya dengan melihat kepolosan anak-anak dalam film Cheng-Cheng Po, kita dapat melihat bahwa mempermasalahkan perbedaan merupakan hal yang bisa disebut cheng-cheng po (remeh temeh).

Film yang diproduksi 56 Films bekerja sama dengan Persekutuan Sahabat Gloria ini sendiri bercerita mengenai empat orang anak, Markus, Tiara, Tohir, dan Han dengan latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang tersebut rupanya tidak menjadi pembatas persahabatan mereka yang tulus, dan mereka mampu melihat perbedaan sebagai sesuatu yang indah.

Keberhasilan film Cheng-Cheng Po mendapat Audience Award dalam Festival Film Pendek Konfiden 2007 merupakan langkah awal untuk melangkah lebih maju. Film ini telah diundang oleh Claire Mont Farrant Short Film Festival dan Rotterdam Film Festival untuk diseleksi. Bukan hal yang mustahil, film-film karya film maker Jogja bersaing dan menang dalam pentas film tingkat nasional yang selama ini didominasi Jakarta dan Bandung maupun tingkat internasional.

Mari berkarya. Mari berjuang untuk menunjukan potensi kreatifitas dari Jogja! (dit)

 

Tinggalkan komentar